Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah
MWC NU ALIAN
PAC GP ANSOR ALIAN
MUSLIMAT NU
FATAYAT NU
Peristiwa yang telah terjadi pada masa lalu dan dapat diketahui melalui peninggalan pada masa peristiwa terjadi.
Berlakunya ajaran Islam yang menganut faham Ahlusunnah wal Jama’ah untuk terwujudnya tatanan masyarakat.
Menegakkan ajaran Islam menurut paham Ahlussunnah Wal Jama'ah di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Menjadi seorang pemimpin tak terlepas dari pembahasan mengenai tugas dan tanggungjawab dalam organisasi mengenai POAC (Planning, Organization, Actuating, Controlling) laksanakan tugas dengan baik, agar sejarah mencatat kita dengan baik pula. Selamat berjuang!
"Mari menyebarkan ajaran agama Islam melalui organisasi Nahdlatul Ulama. Semoga kita bisa mengembangkan dan memajukan organisasi ini menjadi lebih baik lagi kedepannya, Aamiiin."
"Jangan merusak masa depan bangsa. Lebih baik duduk bersama menyelesaikan masalah di dalam negeri. Karena faktanya, agama selalu dipakai pihak tertentu untuk merusak bangsa ini."
"Bukan karena hal itu sulit, maka tidak berani, tapi karena kita tidak berani, maka hal itu menjadi sulit."
"Fokuslah pada yang baik, maka yang baik akan menjadi lebih baik."
"Santri sejati adalah mereka yang membersihkan hatinya dari segala sesuatu yang bisa mengotorinya seperti dendam, dengki, keyakinan yang sesat dan perangai yang buruk."
MUQODDIMAH
Bahwa agama islam adalah rahmat bagi seluruh alam karena ajarannya mendorong kepeda para pemeluknya untuk mewujudkan kemaslahatan dan kesejahteraan hidup di dunia dan di akhirat.
Bahwa para ulama Ahlus-sunnah Waljama’ah Indonesia terpanggil untuk untuk melanjutkan dakwah islamiyah dan melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar dengan mengorganisasikan kegiatan-kegiatannya dalam suatu wadah yang bernama NAHDLATUL ULAMA, yang akan bertujuan untuk mangamalkan ajaran islam menurut faham Ahlus–sunnah Waljama’ah.
Bahwa kemaslahatan dan kesejahteraan warga NAHDLATUL ULAMA menuju Khaira Ummah adalah bagian mutlak dari kemaslahatan dan kesejahtaraan masyarakat Indonesia. Maka dengan rahmat Allah Subhanahu Wata’ala, dalam perjuangan mencapai masyarakat adil dan makmur yang menjadi cita – cita seluruh masyarakat Indonesia, perkumpulan /jam’iyah NAHDLATUL ULAMA beraqidah/berasas islam menurut faham Ahlus-Sunnah Waljama’ah dan menurut salah satu dari madzhab empat: Hanafi, Maliki, Syafe’I, dan Hambali. Dalam kehidupan berbangsa dan bernegara , NAHDLATUL ULAMA berdasarkan kepada ketuhanan Yang Maha Esa, kemanusian yang adil dan beradab, persatuan Indonesia, kerakyatan yang di pimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan dan keadilan bagi seluruh rakyat Indonesia.
Pada dasarnya, struktur organisasi merupakan diagram yang menunjukkan rantai perintah, hubungan pekerjaan, tanggung jawab, rentang kendali dan pimpinan organisasi berfungsi sebagai kerangka kerja dan tugas pekerjaan yang dibagi, dikelompokkan, dan dikoordinasi secara formal.
"Selama menjadi warga NU, maka kita harus menjaga setiap nilai dasar dari Pancasila. Nilai dasar dari pancasila adalah memanusiakan manusia dan mengaturnya, supaya terjalin hubungan manusia yang harmonis dan tetap bersatu."
"Orang yang memperjuangkan kepentingan umat tidak akan kekurangan, dan orang yang memperjuangkan diri sendiri belum tentu berlebihan."
"Memuliakan manusia seperti memuliakan penciptanya. Merendahkan manusia seperti merendahkan dan menistakan penciptanya."
"Selama masih ada santri NU, Indonesia akan tetap terjaga. "Pancasila akan selalu Jadi Ideologi Bangsa Indonesia."
"Kalau engkau bertanya tentang ke-NU-an saya, saya ini NU Total. Jiwa, raga, darah, tulang dan sumsum saya adalah Nahdlatul Ulama."
"NU bukan tempat untuk mencari popularitas, bukan tempat mencari uang atau jabatan duniawi. Tetapi NU adalah tempat untuk berbakti kepada Islam, menjadi sosok yang istimewa di akhirat dengan mengabdikan diri kepada kemajuan Islam di tanah Air."
"Semangatlah para Kader NU di Indonesia! Kita adalah generasi rabbani terbaik yang dimiliki oleh Bangsa Ini. Mari wujudkan cita cita pendiri NU dahulu untuk memajukan islam di tanah air tercinta."
Kata khittah berasal dari akar kata khaththa, yang bermakna menulis dan merencanakan. Kata khiththah kemudian bermakna garis dan thariqah (jalan)”.
Kata khiththah ini sangat dikenal kalangan masyarakat Nahdliyin, terutama sejak tahun 1984. Pada tahun 1984 itu, NU menyelenggarakan Muktamar ke-27 di Situbondo. Muktamar ini berhasil memformulasikan garis-garis perjuangan NU yang sudah lama ada ke dalam formulasi yang disebut sebagai “Khittah NU”. Sekarang, kata ini telah umum dipakai, tidak sebatas komunitas NU.
Aktivitas atau proses sistematis dalam melakukan pengumpulan, pencarian, penyelidikan, pemakaian, dan penyediaan dokumen untuk mendapatkan keterangan, penerangan pengetahuan dan bukti serta menyebarkannya kepada pengguna.
English 
Indonesian